Disiplin adalah kunci sukses dalam hidup ini. Maka sudah seharusnya para orang tua mendidik anak-anaknya agar disiplin. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.
Pertama, biasakan agar anak-anak tidak suka mengulur-ulur waktu dan menunda-nunda tugas. Ada sabda Rasul yang terkait dengan masalah ini:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Dari Ibnu Umar Ra, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memegang pundakku, lalu bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” Lalu Ibnu Umar Ra berkata: “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”. (HR. Bukhari).
Hadits ini mengajarkan agar kita menghargai waktu, tidak mengulur-ulur dan menunda-nunda. Sekaligus menghargai kesehatan kita. Tentu saja sebelum mendidik anak, para orang tua perlu menyadari hal ini terlebih dahulu, dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya agar berdisiplin dan menghargai waktu.
Kedua, tidak sedikit orang tua yang salah dalam mendidik anak berdisiplin. Kedisiplinan diidentikkan dengan cara militer yang menjadikan anak sebagai sasaran kemarahan orang tua. Banyak orang tua yang lupa bahwa anak adalah “titipan” Tuhan dan mendisiplin anak sebenarnya untuk memperbaiki perbuatan anak yang tidak semestinya, bukan membenci dan melukai pribadinya. Disiplin tidak pernah terbangun tanpa dilandasi oleh rasa kasih.
Berikut langkah praktis dalam mendidik anak menjadi disiplin dengan benar:
- Karena anak adalah titipan Tuhan, ia harus dijaga dengan utuh dan sarat cinta kasih agar tidak ada goresan yang melukai baik fisik maupun jiwanya. Hal ini akan membuat anak merasa nyaman berada di samping Ayah dan Bundanya.
- Menetapkan aturan sambil memberitahu alasan-alasannya, bahwa apa yang ditetapkan oleh Ayah dan Bundanya itu untuk kepentingan nya sendiri. Hal ini akan membuat sang buah hati butuh pada aturan yang telah dibuat ayah bundanya. Patuh pada aturan bukan karena itu kewajiban namun kebutuhan. Dengan kesadaran ini akan menjadi motivasi tersendiri bagi anak untuk menjalankan aturan yang ditetapkan Ayah dan Bundanya.
- Ayah dan Bunda dituntut untuk menegur buah hatinya jika dinilai sudah melewati aturan yang ada, sambil menjelaskan bahwa perilaku tersebut berdampak buruk baik untuk dirinya maupun orang lain. Jika harus diberi hukuman, selayaknya hukuman tersebut bersifat mendidik dan bukan fisik seperti mengurangi uang jajan atau jadwal bermain di luar rumah atau menonton televisi. Hal ini akan sangat efektif mengubah perilaku sang buah hati tidak mengalami kesalahan serupa.
- Ayah dan Bunda selayaknya memberi penghargaan pada sang buah hati setiap kali sang buah hati menunjukkan perilaku baik. Penghargaan tersebut bisa dalam bentuk pujian atau hadiah kesukaannya. Hal ini dapat mendorong sang buah hati bangga pada dirinya sendiri.
- Setiap anak akan dengan mudah meniru perilaku Ayah dan Bundanya. Satu hal terpenting yang tidak boleh dilupakan setiap orang tua adalah memberi teladan (contoh) yang baik dihadapan buah hatinya. Hal ini akan memudahkan setiap anak melakukan apa yang harus dilakukannya.
- Ayah dan Bunda senantiasa berdoa agar sang buah hati dianugerahi terang hati dan kelak mereka menjadi manusia shaleh/shalehah, manusia yang bermanfaat untuk sesama. Doa (yang dilakukan secara konsisten) semacam ini akan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi pertumbuhan fisik dan kejiwaan sang buah hati.
Semoga enam langkah diatas dapat dijalankan setiap orang tua dalam mendidik anak agar menjadi disiplin. Amin Wallahu A’lam
@digiumm
@digiumm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar