RISALAH SHALAT

Rabu, 27 Mei 2015



A. SHALAT:

1. Arti Shalat
2. Syarat-Syarat Shalat
3. Rukun Shalat
4. Yang Membatalkan Shalat
5. Makruh Shalat
6. Perbedaan Laki-laki dan Wanita dalam Shalat
7. Hal-hal yang Mungkin Dilupakan
8. Waktu-waktu Yang Dilarang Untuk Shalat
9. Shalat Fardhu dan Waktunya
10. Shalat Jamaah

A. Shalat
1. Arti Shalat

Arti shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.

2. Syarat-syarat Shalat:

1. Beragama Islam
2. Sudah baligh dan berakal
3. Suci dari hadats
4. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat
5. Menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusar dan lutut, sedang wanita seluruh anggota badannya kecuali muka dan dua tapak tangan.
6. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing Shalat.
7. Menghadap kiblat
8. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah.

3. Rukun Shalat

1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika Shalat fardhu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at
5. Rukuk dengan tumakninah.
6. I’tidal dengan tumakninah
7. Sujud dua kali dengan tumakninah
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah
9. Duduk tasyahud akhir dengan tumakninah
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
12. Membaca salam yang pertama
13. Tertib: berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut

 4. Batal Shalat
     
Shalat batal (tidak sah) jika salah satu syarat dan rukunnya tidak ditinggalkan dengan sengaja. Berikut hal-hal yang membatalkan shalat:

1. Berhadats
2. Terkena najis yang tidak dimaafkan.
3. Berkata-kata/berbicara dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian.
4. Terbuka auratnya
5. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat
6. Makan atau minum meskipun sedikit.
7. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan sekali yang bersangatan
8. Membelakangi kiblat
9. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud
10. Tertawa terbahak-bahak
11. Mendahului imamnya dua rukun
12. Murtad, artinya keluar dari islam

5. Sunah Dalam Melakukan Shalat
Waktu mengerjakan shalat ada dua sunah, yaitu sunah ab’adl dan sunah hai’at

a. Sunah Ab’adl

1. Membaca tasyahud awal
2. Membaca qunut pada shalat subuh dan shalat witir dalam pertengahan bulan Ramadhan, hingga akhir Ramadhan

b. Sunah Hai’at

1. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan rukuk, dan ketika berdiri rukuk
2. Meletakan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan yang kiri ketika berdekap (sedakep)
3. Membaca doa iftitah sehabis takbiratul ihram.
4. Mebaca ta’awwudz (A’uudzu billaahi minasysyaithaanir-rajiim) ketika hendak membaca fatihah
5. Membaca amin sesudah fatihah
6. Membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’at permulaan (raka’at pertama dan kedua) sehabis membaca fatihah.
7. Mengeraskan bacaan fatihah dan surat pada raka’at pertama dan kedua pada shalat maghrib, isya’ dan subuh selain makmum.
8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun.
9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud
10. Membaca “Sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk dan membaca “Rabbanaa lakal-hamdu…” ketika i’tidal
11. Meletakkan telapak tangan di atas paha waktu duduk bertasyahud awal dan akhir, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari telunjuk
12. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat
13. Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.
14. Membaca salam yang kedua
15. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri masing-masing waktu membaca salam pertama dan kedua

6. Makruh Shalat

Orang yang sedang shalat dimakruhkan:

1. Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiratul ihram, rukuk dan sujud
2. Menutup mulutnya rapat-rapat
3. Terbuka kepalanya
4. Bertolak pinggang
5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
6. Memejamkan mata
7. Menengadah ke langit
8. Menahan hadats
9. Berludah
10. Mengerjakan shalat di atas kuburan
11. Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusyukan shalat.

7. Perbedaan Laki-laki dan Wanita dalam Shalat

a. Laki-laki :

1. Merenggangkan dua siku tangannya dari kedua lambungnya waktu rukuk dan sujud.
2. Waktu rukuk dan sujud mengangkat perutnya dari dua pahanya.
3. Menyaringkan suaranya/bacaanya di tempat keras.
4. Bila terjadi sesuatu maka dilakukan dengan membaca tasbih, “subhaanallah”.
5. Auratnya dalam shalat antara pusat dan lutut.

b. Wanita :

1. Merapatkan satu anggota kepada anggota lainnya.
2. Meletakkan perutnya pada dua tangan/sikunya ketika sujud.
3. Merendahkan/melirihkan suara/bacaannya di hadapan laki-laki lain, yakni yang bukan mahramnya.
4. Bila memberitahu sesuatu dengan bertepuk tangan, yakni tangan yang kanan dipukulkan pada punggung telapak tangan kiri.
5. Auratnya dalam shalat adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan dua belah telapak tangan.

8. Hal-hal yang Mungkin Dilupakan

Dalam melaksanakan shalat mungkin ada hal-hal yang dilupakan, yaitu:

a. Lupa melaksanakan yang fardlu
Jika yang dilupakan adalah fardhu, maka tidak cukup diganti dengan sujud sahwi. Jika orang telah ingat ketika ia sedang shalat, haruslah ia cepat-cepat ia melaksanakannya, atau ingat setelah salam, sedang jarak waktunya masih sebentar, maka wajiblah ia menunaikannya apa yang terlupakan, lalu sujud sahwi (sujud sunah karena lupa).

b. Lupa melaksanakan sunah ab’adl

Jika yang dilupakan adalah sunah ab’adl, maka tidak perlu mengulanginya, yaitu dengan meneruskan shalat hingga selesai, dan sebelum salam disunahkan sujud sahwi.

c. Lupa melaksanakan sunah hai’at

Jika yang terlupakan adalah sunah hai’at, maka tidak perlu mengulanginya, juga tidak disunnahkan sujud sahwi.
سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنَامُ وَلاَ يَسْهُوْ

Subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu

“Maha Suci Allah yang tidak tidur dan juga tidak lupa.”

Sujud Sahwi berhukum sunah, letaknya adalah sebelum salam, dan dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa.

Apabila seseorang bimbang atau ragu tentang jumlah bilangan raka’at yang telah dilakukan, ia harus menetapkan yang keyakinan, yaitu yang paling sedikit dan hendaklah ia sujud sahwi.

9. Waktu-waktu yang Dilarang untuk Shalat

Ada lima waktu yang tidak boleh ditempati melakukan shalat, kecuali shalat mempunyai sebab, yaitu :

a. Setelah shalat subuh hingga terbitnya matahari.

b. Ketika matahari hingga sempurna dan naik sekurang-kurangnya setinggi tombak (kurang lebih 10 derajat dari permukaan bumi)

c. Ketika matahari rembang (di atas kepala) hingga condong sedikit ke barat.

d. Setelah shalat ashar hingga terbenamnya matahari.

e. Ketika mulai terbenamnya matahari hingga sempurna.


10. Shalat Fardlu dan Waktunya

Shalat fardlu ada lima, masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Kita diperintahkan untuk menunaikan shalat-shalat tersebut pada waktunya masing-masing.

1. Zhuhur

Awal waktunya adalah setelah matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu itu.

2. Ashar

Waktunya adalah mulai habisnya waktu zhuhur sampai terbenamnya matahari.

3. Maghrib

Waktunya adalah mulai terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awan senja) merah.

4. Isya’

Waktunya adalah mulai terbenamnya syafaq (awan senja) hingga terbit fajar.

5. Subuh

Waktunya adalah dari terbit fajar shadiq hingga terbit matahari.

11. Shalat Jama’ah

Shalat Jama’ah ialah shalat bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang, yaitu imam dan makmum. Hukumnya sunnah. Cara mengerjakannya ialah imam berdiri di depan dan makmum di belakangnya. Makmum harus mengikuti gerakan imam dan tidak boleh mendahuluinya.

a. Shalat yang Disunahkan Berjama’ah

1. Shalat Fardlu

2. Shalat dua Hari Raya ('idain)

3. Shalat Tarawih dan Witir di bulan Ramadlan

4. Shalat Istisqa` (mohon hujan)

5. Shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan Bulan (Khusuf).

6. Shalat Jenazah

b. Syarat Shalat Jama’ah
1. Menyengaja (niat) bermakmum (mengikuti imam).

2. Mengetahui segala yang dikerjakan imam.

3. Jangan ada dinding yang menghalangi antara imam dan makmum, kecuali bagi perempuan di masjid, hendaklah didinding dengan kain, asal ada sebagian atau salah seorang mengetahui gerak-gerik imam atau makmum yang dapat diikuti.

4. Jangan mendahului imam dalam takbir, dan jangan mendahului atau melambatkan dua rukun gerakan tubuh (rukun fi’ly).

5. Jangan berdiri lebih maju di depan imam.

6. Jarak antara imam dan makmum atau antara makmum dan baris makmum yang terakhir tidak lebih dari 300 hasta.

7. Shalat makmum harus bersesuaian dengan shalat imam, misalnya sama-sama zhuhur, qashar, jama’ dan sebagainya.


c. Yang Boleh Jadi Imam
1. Laki-laki makmum kepada laki-laki

2. Perempuan makmum kepada laki-laki

3. Perempuan makmum kepada perempuan

4. Waria makmum kepada laki-laki

5. Perempuan makmum kepada waria


d. Yang Tidak Boleh Dijadikan Imam

1. Laki-laki bermakmum kepada waria

2. Laki-laki bermakmum kepada perempuan

3. Waria bermakmum kepada perempuan

4. Waria bermakmum kepada Waria

5. Orang yang fashih (dapat membaca Al-Qur’an dengan baik) bermakmum kepada orang yang tidak bisa membaca (yang banyak salah bacaannya).


@digiumm

Tidak ada komentar:

 

Streaming RADIO: Ngaji Yukk..!

POPULAR POST